Selasa, 01 Februari 2011

Curhat IGOS




Pernah di sebuah majalah saya membaca artikel mengenai IGOS (Indonesia Go Open Source). Mulanya saya asing sekali dengan bahasa tersebut, tetapi setelah membacanya, sedikit demi sedikit saya mulai mengertia tentang apa yang dimaksud.
Menilik dari kebiasaan orang Indonesia yang saya lihat dari tempat saya bekerja, kebanyakan mereka (termasuk saya) menggunakan software dari perusahaan besar dari USA yaitu Mi*****. setelah saya tanya mereka, ternyata sama dengan saya, tidak ada satupun dari mereka yang mempergunakan software asli alias (membajak).
Kita tahu mulai dari SD bahkan sebagian besar dari TK, sudah ada pelajaran yang mengenalkan kita dengan komputer, tetapi pernah gak guru yang mengajari kita ini berfikir atau mengerti bahwa pelajaran yang dia berikan itu sebagian besar mempelajari software dari perusahaan diatas? yang notabene software berbayar alias tidak gratis? nah sekarang, kita sudah terlanjur bisa atau katakanlah terlanjur memakan mentah mentah apa yang diajarkan guru kepada kita bahwasannya kalau kita mau bisa atau mau mempraktekan ilmu kita dari sekolah, mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri dengan guru kita, dengan kata lain kita harus menggunakan software berbayar.
Di negara kita, software berbayar buatan luar negeri sangatlah tidak terjangkau bagi sebagian kalangan terutama kalangan menengah kebawah, dengan demikian tidak ada jalan lain bagi kita yang tidak mampu membeli software asli, maka kita akan membeli software tidak asli atau software bajakan yang notabene masih saja dijual bebas di negara kita. Terus apa hubungannya dengan software open source (gratis) ? Kalau saja dari awal kita belajar (SD,TK SMP) sudah diajarkan atau mempelajari software open source, mungkin saat ini kita akan lebih tertarik mempelajari openoffice daripada msword, atau lebih senang mempelajari gimp daripada photoshop. Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Menjadi Dewasa dengan membeli software asli yang harganya selangit? tetap mempergunakan software bajakan yang tentu saja melanggar hukum? atau mempelajari software opensource yang disediakan gratis untuk kita semua? terserah anda, yang jelas setiap penggunaan produk pasti ada konsistensi yang harus kita pegang.
Tulisan ini bertujuan cuma untuk sharing, karena saya sendiri masih banyak menggunakan software bajakan (semoga gak ada pak polisi yang baca xixixixi) sekian semoga bermanfaat